Hari pertama di Sekolah Inspirasi merupakan asa baru bagi Nur Auliya Syafitri (10), salah satu murid Sekolah Inspirasi. Dia putus sekolah karena tidak ada biaya dan kendaraan untuk mengantarnya bersekolah.
Kedua kaki Bapak Nur Auliya Syafitri patah. Setelah menjadi korban tabrak lari. Ibu-nya bekerja sebagai penjual manisan dan terpaksa menjadi tulang punggung untuk suami, dan ke empat anak-nya.
‘’Saya mau menjadi guru mengaji,’’ kata Nur Auliya Syafitri ketika ditanya cita-citanya.

Untuk mengatarnya ke Sekolah Inspirasi. Nur Auliya Syafitri dibantu oleh Rahmat Sri Hermawan, Amil WIZ Wajo. Sebelum pukul 08.00 WITA. Amil WIZ Wajo itu sudah bergegas menuju rumah Nur Aulia Syafitri.
‘’Saya termotivasi dengan semangat belajar anak ini dan adiknya. Semoga ini bentuk dedikasi saya agar semangatnya tidak redup,’’ ungkap Rahmat Sri Hermawan, penyelenggara Sekolah Inspirasi.
Selain Nur Aulia Syafitri, saat ini, jumlah murid di Sekolah Inspirasi sebanyak tujuh orang anak. Ketika matahari mulai meninggi sekitar pukul 07.45 WITA. Mereka semua sudah bergegas menuju Sekolah Inspirasi di gedung BMT UMAT, Jln. Andi Macca Amirullah, kota Sengkang.
Di hari pertama sekolah sekitar pukul 08.00 WITA. Mereka semua sudah berada di dalam kelas. Duduk dengan rapi, sambil menunggu pengajar masuk ke dalam ruangan.
Untuk memanfaatkan waktu, hari itu, penyelenggara Sekolah Inspirasi memanggilnya satu demi satu agar berdiri di hadapan murid lainnya. Lalu memperkenalkan diri.

Di antara murid, ada yang bercita-cita menjadi polisi, pemadam kebakaran, ada juga ingin menjadi seorang dokter, dan Nur Auliyah Syafitri sendiri ingin menjadi guru mengaji. Soal usia, mereka juga berbeda, dari usia 6 tahun sampai 13 tahun (paling tua).
Mereka semua merupakan kalangan anak-anak putus sekolah. Ada juga yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali, seperti adik Nur Auliyah Syafitri, Muhammad Alif Akbar (7) namanya.
Karena faktor ekonomi keluarga mereka yang tergolong miskin ekstrem dan lemahnya perhatian orang tua terhadap pentingnya pendidikan.
Murid yang belajar di Sekolah Inspirasi tidak dipungut biaya sepersen pun. Fasilitas berupa perlengkapan sekolah diberikan secara cuma-cuma dari Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS), Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) Wajo. Sebagai penggagas, dan penyelenggara program Sekolah Inspirasi.
”Sekolah Inspirasi merupakan program WIZ Wajo yang bertujuan untuk mengajak dan meninspirasi anak-anak putus sekolah agar bersekolah kembali,” ucap Arung Samudra, Amil WIZ Wajo.
Para murid dibina dan mendapatkan bimbingan dari guru-guru yang tidak mengharapkan cuan atau sekadar relawan. Para guru juga berbeda latar belakang. Ada seorang Ustadz, mahasiswa dan Imam sholat rawatib. Namun, mereka mempunyai kompetensi untuk mengajar sesuai di bidang keilmuannya masing-masing.
Salah satu pengajar Sekolah Inspirasi, Ustadz Asfian, merasa bersyukur bisa membina anak-anak putus sekolah itu. Dia menjadi pengajar di hari pertama Sekolah Inspirasi. Ia fokus mengajar mata pelajaran Baca Tulis Hafal Qur’an (BTHQ).
‘’Sangat bersyukur melihat semangat adek-adek semua, karena walaupun mereka beda-beda usianya. Tapi alhamdulillah, bisa sama-sama belajar’’ ujarnya saat ditemui di lokasi Sekolah Inspirasi, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, mengajar di Sekolah Inspirasi merupakan tantangan tersediri. Usia murid yang berbeda-beda mengharuskan dirinya perlu teliti dan terukur dalam menyampaikan materi ajaran.
Namun, dirinya optimis. Suatu saat nanti, seluruh murid di Sekolah Inspirasi bisa membaca Kalamullah (Al-Qur’an).
‘’Dan ternyata, kita melihat ada yang lebih tua umurnya, ternyata, sudah mulai lupa-lupa bacaan Al-Fatihah-nya, dan betul-betul ada yang baru memulai untuk belajar huruf-huruf hijayah’’.
‘’Jadi sebenarnya, ini menjadi tantangan bagi kami. Karena umur mereka berbeda, dan kemampuannya berbeda. Tetapi, semoga bisa semua lancar mengajinya, Insya Allah,’’ pungkasnya.
Sebagai jaminan masa depan. Murid yang belajar di Sekolah Inspirasi akan mendapatkan ijazah asli melalui ujian paket A. Penyelenggara Sekolah Inspirasi berkolaborasi dengan PKBM Alena Soppeng sebagai lembaga otoritatif mengeluarkan ijazah asli.
‘’Kami siap memfasilitasi untuk ikut ujian paket A dan mendapatkan ijazah secara gratis. Apabila batas umur, dan kelengkapan berkasnya sudah sesuai dengan aturan yang berlaku,’’ tutur pengurus PKBM Alena, Ardiansyah, S.E.